Rabu, 21 November 2018

Laporan Praktikum Asam Basa


Sahabat Jenius sekalian, postingan kali ini SiJenius akan membagikan informasi tentang contoh laporan praktikum. Sahabat jenius yang masih duduk di bangku sekolah tentu sering melakukan praktikum entah di laboratorium maupun di lapangan. Nah, contoh laporan ini adalah dalam bidang IPA yang membahas tentang percobaan asam dan basa. baiklah, langsung saja perhatikan laporan berikut ini. Selamat belajar.... 

LAPORAN PRAKTIKUM PENGUJIAN ASAM DAN BASA DENGAN KERTAS LAKMUS DAN INDIKATOR ALAMI



A.   PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Hari/Tanggal       :
Waktu                   :
Tempat     :

B.   TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui sifat larutan tertentu dengan menggunakan kertas lakmus dan indikator alami.

C.   LANDASAN TEORI

Asam dalam pelajaran kimia adalah senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Dalam definisi modern, asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton (ion H+) kepada zat lain (yang disebut basa), atau dapat menerima pasangan elektron bebas
dari suatu basa. Atau Asam adalah zat (senyawa) yang menyebabkan rasa masam pada berbagai materi. Basa adalah senyawa kimia yang menyerap ion hidronium ketika dilarutkan dalam air. Basa memiliki pH lebih besar dari 7. Atau Basa adalah zat (senyawa) yang dapat bereaksi dengan asam, menghasilkan senyawa yang disebut garam (Mulyadi Tedi, 2015).
Dalam id.wikibooks.org dijelaskan beberapa definisi asam yaitu sebagai berikut:
  • Menurut Boyle: asam adalah zat yang dapat memerahkan lakmus biru
  • Menurut Arrhenius: asam adalah zat yang jika dilarutkan dalam air akan melepaskan ion hidrogen (H+)
  • Menurut Bronsted-Lowry: asam adalah pendonor proton (H+)
  • Menurut Lewis: asam adalah akseptor elektron
Sedangkan definisi basa:
  • Menurut Boyle: basa adalah zat yang dapat membirukan lakmus merah
  • Menurut Arrhenius: basa adalah zat yang jika dilarutkan dalam air akan melepaskan ion hidroksida (OH-)
  • Menurut Bronsted-Lowry: basa adalah akseptor proton (H+)
  • Menurut Lewis: basa adalah donor elektron
Asam dan basa akan menetralisir antara satu sama lain untuk membentuk air dan garam. Asam dan basa merupakan dua senyawa yang sering kita jumpai dan digunakan dalam kehidupan kita sehari-hari. Asam telah lama dikenal sebagai senyawa umum larutan air yang menunjukkan sifat sebagai berikut:
  • Rasa asam yang khas.
  • Perubahan warna lakmus dari biru menjadi merah.
  • Bereaksi dengan logam tertentu untuk menghasilkan H2 gas.
  • Bereaksi dengan basa untuk membentuk garam dan air.
Larutan asam memiliki pH kurang dari 7, dengan nilai pH yang lebih rendah sesuai dengan peningkatan keasaman. Contoh umum asam termasuk asam asetat (dalam cuka), asam sulfat (digunakan dalam baterai mobil), dan asam tartaric (digunakan dalam baking). Sedangkan Basa mempunyai sifat sebagai berikut:
  • Mempunyai rasa pahit
  • Jika dilarutkan ke dalam air menghasilkan ion hidroksida (OH)
  • Dapat merubah warna indikator kertas lakmus merah menjadi biru
  • Memiliki pH lebih dari 7. Semakin besar nilah pH suatu zat maka semakin kuat derajat kebasaanya.

Menurut Sridianti, contoh asam dan basa sangat sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ini, beberapa contoh bahan yang termasuk asam dan basa.


Baking Soda (basa)

Baking soda adalah nama umum untuk sodium bikarbonat (NaHCO3). Hal ini juga disebut bikarbonat soda, soda masak dan soda roti. Baking soda diproduksi dengan reaksi karbon dioksida, amonia, natrium klorida (garam) dan kalsium karbonat dalam air. Deposit senyawa alami yang alami ditambang dari formasi geologi pada zaman Eosen (kira-kira 48 juta tahun yang lalu). Formasi Sungai Hijau (Piceance Basin) di Colorado adalah sumber utama sodium bikarbonat.

Baking soda terutama digunakan untuk memanggang. Ini bereaksi dengan bahan lain untuk melepaskan karbon dioksida, yang membantu adonan mengembang. Larutan encer baking soda rumah tangga dapat mengobati rasa panas dalam perut dan gangguan pencernaan. Ini berfungsi sebagai obat kumur, mengobati penyakit gusi dan mengurangi gigitan serangga. Pasta hidrogen peroksida dan natrium bikarbonat dapat digunakan sebagai alternatif pasta gigi komersial. Baking soda adalah agen pembersih yang efektif dan menghilangkan noda berat (anggur, teh dan kopi) dari cangkir dan kain.

Sabun (basa)

Kalium atau natrium hidroksida (KOH atau NaOH) bereaksi dengan trigliserida untuk membentuk sabun (prosesnya disebut saponifikasi – reaksi alkali kuat dengan lemak dan minyak). Sabun bersifat basa dan merupakan pembersih yang efektif. Ini adalah antiseptik ringan yang berguna dan bisa mengobati keracunan logam berat. Larutan sabun yang diencerkan membuat insektisida efektif saat disemprotkan ke tanaman kebun.

Amonia Rumah Tangga (basa)

Amonia rumah tangga (amonium hidroksida) adalah basa yang umum, dan merupakan penghilang noda dan penghilang noda yang efektif. Ini digunakan untuk membersihkan perhiasan emas dan perak, porselen, kaca, stainless steel, brassware dan berbagai noda (darah, keringat, noda anggur merah dan tanda pena).

Cuka (asam)

Cuka adalah asam rumah tangga biasa yang dibuat dari etanol hasil fermentasi, asam asetat dan sejumlah kecil asam sitrat dan asam tartarat. Ada berbagai jenis cuka, termasuk malt, wine, sari apel, palm, date, balsamic dan honey cuka. Cuka ini biasa digunakan dalam pembuatan acar, saus salad minyak, salad dressing dan nasi sushi dan perasa. Cuka putih adalah pembersih biasa, dan digunakan untuk menghilangkan endapan keras dari pembuat kopi, kaca dan permukaan halus lainnya. Cuka juga efektif melawan gulma rumput.

Asam sitrat (asam)

Asam sitrat digunakan sebagai bahan tambahan pada makanan, sebagai zat pengawet dan pembersih yang efektif. Secara alami ditemukan pada buah-buahan tertentu, seperti jeruk dan lemon.

Sifat asam dan basa suatu zat dapat diketahui menggunakan sebuah indikator. Indikator yang sering digunakan antara lain kertas lakmus, fenolftalein, metil merah dan brom timol biru. Indikator tersebut akan memberikan perubahan warna jika ditambahkan larutan asam atau basa. Indikator ini biasanya dikenal sebagai indikator sintetis. Dalam pembelajaran kimia khususnya materi asam dan basa indikator derajat keasaman diperlukan untuk mengetahui pH suatu larutan. Karena itu setiap sekolah seharusnya menyediakan indior sintetis untuk percobaan tersebut. Tetapi pada kenyataannya, tidak semua sekolah mampu menyediakan indikator sintetis. Oleh karena itu diperlukan alternatif lain sehingga proses pembelajaran tetap berjalan lancar indikator pH sintetis dapat diganti dengan alternatif lain berupa indikator pH dari bahan-bahan alam atau tanaman (Virla Yuniari).

Indikator pH dari bunga tapak dara (Vinca Rosea U), bunga jengger ayam (Celosia Cristata L), dan bunga tembelekan (Lantara Camara L) dengan didasari pemikiran bahwa zat warna pada tanaman merupakan senyawa organik berwarna seperti dimiliki oleh indikator sintetis, selain itu mudah dibuat juga murah karena bahan-bahannya mudah didapat serta menambah pengetahuan tentang manfaat bunga tapakdara, jengger ayam dan tembelekan. Karakteristik bunga yang baik digunakan sebagai indikator pH yaitu bunga yang masih segar berwarna tua digunakan hanya mahkota bunga sedangkan benang sari dan putik tidak digunakan (Virla Yuniari).
Kertas lakmus adalah kertas yang diberi suatu senyawa kimia sehingga akan menunjukkan warna yang berbeda setelah dimasukkan pada larutan asam maupun basa dan warna kertas lakmus akan berubah sesuai dengan larutannya.Semua asam dan basa mempunyai sifat sifat tertentu, tidak semua asam mempunyai sifat yang sama demikian juga pada basa (www.eradigdaya.com).

Ada dua macam kertas lakmus, yaitu lakmus merah dan lakmus biru. Sifat dari masing-masing kertas lakmus tersebut sbagai berikut.
  • Lakmus merah dalam larutan asam berwarna merah dan dalam larutan basa berwarna biru dan dalam larutan netral berwarna merah.
  • Lakmus biru dalam larutan asam berwarna merah dan dalam larutan basa berwarna biru dan dalam larutan netral berwarna biru.
  • Metil merah dalam larutan asam berwarna merah dan dalam larutan basa berwarna kuning dan dalam larutan netral berwarna kuning.
  • Metil Jingga dalam larutan asam berwarna merah dan dalam larutan basa berwarna kuning dan dalam larutan netral berwarna kuning.
  • Fenolftalin dalam larutan asam berwarna – dan dalam larutan basa berwarna merah dan dalam larutan netral berwarna
Menurut Surayya Ashfi (2017), terdapat beberapa bahan alam yang dapat digunakan untuk menentukan sifat asam dan basa dari suatu larutan yang dikenal sebagai indikator alami. Beberikut ini, bahan yang dapat digunakan.

Bunga Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)
Pilih beberapa helai mahkota bunga dari bunga sepatu bewarna merah.
Gerus dalam lumpang sampai halus. Tambah sedikit air. Saring ekstrak mahkota bunga merah tersebut. Teteskan ekstrak mahkota bunga ke dalam:
– Air suling (netral)
– Larutan cuka (asam)
– Air kapur (basa)
Indikator asam-basa dari bunga sepatu, ketika didalam larutan asam akan memberikan warna merah, di dalam larutan basa akan memberikan warna hijau dan pada larutan netral tidak berwarna.

Bunga Hydrangea
Pilih beberapa helai mahkota bunga Hidrangea. Gerus dalam lumpang dengan sedikit air. Saring ekstrak mahkota bunga Hidrangea tersebut.
Teteskan ekstrak mahkota bunga ke dalam:
– Air suling (netral)
– Larutan cuka (asam)
– Air kapur (basa)
Indikator asam-basa dari bunga Hidrangea akan memberikan warna biruketika didalam larutan asam , di dalam larutan basa akan memberikanwarna merah jambu dan pada larutan netral tidak berwarna.

Kol Merah 
Haluskan sejumlah kol merah yang masih segar. Rebus selama 10 menit
Biarkan air kol merah menjadi dingin. Saring dalam gelas kimia. Teteskan ekstrak kol merah ke dalam:
– Air suling (netral)
– Larutan cuka (asam)
– Air kapur (basa)

Indikator asam-basa dari kol merah akan berubah warna menjadi merahmuda bila dicelupkan ke dalam larutan asam, menjadi hijau dalam larutan basa, dan tidak berwarna pada larutan netral.

Kunyit (Curcuma domestica)
Parut kunyit yang telah dibersihkan. Saring ekstrak kunyit dengan alkohol menggunakan kertas saring ke dalam gelas kimia
Teteskan ekstrak kunyit ke dalam:
– Air suling (netral)
– Larutan cuka (asam)
– Air kapur (basa)
Indikator asam-basa dari kunyit, akan memberikan warna kuning tua ketika dilarutkan dalam larutan asam, memberikan warna jingga di dalam larutan basa dan memberikan warna kuning terang pada larutan netral.

Manggis
Ambillah kulit manggis, tumbuklah sampai halus dan campur dengan sedikit air. Warna kulit manggis adalah ungu (dalam keadaan netral). Jika ekstrak kulit manggis dibagi dua dan masing-masing diteteskan larutan asam dan basa, maka dalam larutan asam terjadi perubahan warna dari ungu menjadi cokelat kemerahan. Larutan basa yang diteteskan akan mengubah warna dari ungu menjadi biru kehitaman.

D.   ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah plat tetes, mortar, pipet tetes, gelas air mineral
Bahan yang digunakan adalah kertas lakmus merah dan biru, air sabun (detergen), air jeruk, air kapur, mahkota kembang Sepatu, kunyit, air,

E.   CARA KERJA
  • Membuat ekstrak bunga sepatu dan kunyit.
Potong kecil-kecil mahkota bunga sepatu, lalu haluskan dengan mortar. Tambahkan air, aduk hingga tercampur rata. Saring campuran untuk mendapatkan ekstraknya. (Lakukan hal yang sama untuk ekstrak kunyit).
  • Persiapan bahan
Masukkan semua larutan yang akan diuji ke dalam gelas yang telah disediakan, kemudian berikan masing-masing satu pipet tetes.
  • Pengujian dengan Kertas Lakmus
Ambil potongan lakmus merah dan biru. Celupkan hingga basah ke dalam larutan yang akan diuji. Angkat kertas lakmus, lalu amati perubahan warna yang terjadi. Catat hasil pengamatan dalam tabel. Ulangi langkah diatas untuk larutan lainnya yang akan diuji dengan menggunakan kertas lakmus yang baru.
  • Pengujian dengan Indikator alami
Siapkan plat tetes.
Masukkan masing-masing 5 tetes bahan yang akan diuji ke dalam lubang yang berbeda pada plat tetes. Ingat, gunakan pipet yang berbeda agar tidak tercampur. Tambahkan masing-masing 5 tetes ekstrak kembang sepatu ke dalam semua bahan. Amati perubahan warna. Catat hasil pengamatan dalam tabel yang telah disediakan. 
Ulangi langkah diatas, ganti ekstrak kembang sepatu dengan menggunakan ekstrak kunyit.


F.    HASIL PENGAMATAN

Pengujian dengan kertas lakmus
No
Bahan yang diuji
Warna Lakmus setelah dicelupkan
Sifat Larutan
Lakmus Merah
Lakmus Biru
1
Air sabun
Biru
Biru
Basa
2
Perasan jeruk nipis
Merah
Merah
Asam
3
Air kapur
Biru
Biru
Basa
4
Air shampo
Biru
Biru
Basa
5
Cuka apel
Merah
Merah
Asam
6
Lemon
Merah
Merah
Asam
7
Cairan Pembersih lantai
Biru
Biru
Basa

Pengujian dengan indikator alami ekstrak Bunga Sepatu
No
Bahan yang diuji
Warna setelah ditetesi ekstrak Bunga sepatu
Sifat Larutan
1
Air sabun
Hijau
Basa
2
Perasan jeruk nipis
Merah
Asam
3
Air kapur
Hijau
Basa
4
Air shampo
Hijau
Basa
5
Cuka apel
Merah
Asam
6
Lemon
Merah
Asam
7
Cairan Pembersih lantai
Hijau kebiruan
Basa

Pengujian dengan indikator alami ekstrak Kunyit
No
Bahan yang diuji
Warna setelah ditetesi ekstrak Kunyit
Sifat Larutan
1
Air sabun
Orange
Basa
2
Perasan jeruk nipis
Kuning
Asam
3
Air kapur
Orange
Basa
4
Air shampo
Orange
Basa
5
Cuka apel
Kuning
Asam
6
Lemon
Kuning
Asam
7
Cairan Pembersih lantai
Orange
Basa

G.   PEMBAHASAN

Pengujian dalam praktikum ini menggunakan kertas lakmus dan indikator alami berupa ekstrak kunyit dan kembang sepatu untuk mengetahui sifat suatu larutan. Terdapat dua kertas lakmus yaitu lakmus merah dan biru. Larutan asam akan membuat lakmus biru menjadi merah. Sedangkan larutan basa akan membuat lakmus merah menjadi biru.

Bahan alam yang dapat digunakan untuk menentukan sifat asam dan basa dari suatu larutan yang dikenal sebagai indikator alami. Bahan alam yang digunakan dalam praktikum ini yaitu Bunga Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) dan Kunyit yang telah diekstrak. Indikator asam-basa dari bunga sepatu, ketika didalam larutan asam akan memberikan warna merah, di dalam larutan basa akan memberikan warna hijau dan pada larutan netral tidak berwarna. Indikator asam-basa dari kunyit, akan memberikan warna kuning tua ketika dilarutkan dalam larutan asam, memberikan warna jingga di dalam larutan basa dan memberikan warna kuning terang pada larutan netral.

Berdasarkan hasil pengujian maka bahan yang bersifat asam adalah perasan jeruk jenis, cuka apel dan lemon. Bahan yang besifat basa adalah air sabun, air kapur, air shampo, dan cairan pembersih lantai.


PENUTUP

  • Kesimpulan
Bahan yang bersifat asam adalah perasan jeruk nipis, cuka apel dan lemon. Bahan yang besifat basa adalah air sabun, air kapur, air shampo dan cairan pembersih lantai. Sifat asam ditandai dengan warna lakmus yang menjadi merah setelah dicelupkan, sedangkan basa menunjukkan warna biru. Pada pengujian dengan indikator alami ekstrak kembang sepatu larutan asam ditunjukkan dengan warna merah, dan hijau untuk basa. Pada pengujian dengan indikator alami ekstrak kunyit larutan asam ditunjukkan dengan warna kuning, dan orange untuk basa.

  • Saran
Diharapkan pada praktikum selanjutnya, dapat mencoba indikator alami lainnya. Selain itu, sebaiknya juga menggunakan indikator bahan kimia.








DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Kertas Lakmus. https://www.eradigdaya.com/kertas-lakmus/

 

Anonim. 2018. Asam, Basa, Garam.

Mulyadi, Tedi. 2015. Sifat-sifat Asam dan Basa. https://budisma.net/2015/01/sifat-sifat-asam-dan-basa.html.
Sridianti. 2018. Contoh Asam dan Basa dalam Rumah Tangga. https://www.sridianti.com/contoh-asam-dan-basa-dalam-rumah-tangga.html


Virla, Yuniari. Indikator Alami Asam Basa. https://yuniarivirla.wordpress.com/bahan-ajar/kimia/indikator-alami-asam-basa/.

Bagi sahabat jenius yang memerlukan file PDF laporan diatas, silahkan download DISINI

Demikianlah postingan SiJenius kali ini. Jika bermanfaat silahkan sahabat jenius untuk share kepada teman-teman untuk berbagi ilmu.
Semoga dapat dijadikan referensi dalam menyusun laporan serupa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

HASIL PEMAIN INDONESIA DI BABAK 16 BESAR, BAC 2019

HASIL PEMAIN INDONESIA DI BABAK 16 BESAR, BAC 2019 Berlangsung   dI Wuhan Sports Center Tiongkok, Kamis (25/04/2019) babak 16 besar ...