Sahabat Jenius….. hari
ini kita libur di sekolah dulu ya. Saat ini siswa kelas 9 tengah menghadapi
UNBK. siJenius doakan semoga bisa mengerjakan soal dengan baik, Aamiin…
Materi dalam kelas kita simpan dulu, tapi tetap dipelajari nanti ya. Postingan kali ini, siJenius mengangkat tema lingkungan yang merupakan tempat
tinggal kita yang harus dijaga kebersihannya. Silahkan disimak uraian berikut.
Pagi ini mentari enggan
menampakkan diri. Ia masih berlindung dalam selimut kelabu, tirai awan
menghalanginya untuk membagi kehangatan untuk bumi yang ku pijak ini. Ku
arahkan pandangan ke sisi kanan rumah itu, air pasang dari laut kian meninggi
mengisi sungai dan kolong rumah. Ya seperti inilah desain rumah penduduk di
daerah pinggiran pulau bumi paguntaka, area pasang surut. Karang Rejo salah
satunya, yang berada di sisi barat.
Serangan sampah plastik
di kawasan pesisir saat air pasang
Air laut dengan nuansa
biru nan bening beriak, ikan-ikan berkejaran dengan riang. Tampak di dasar
sungai berpasir halus membuai pandangan dalam lamunan. Indah bukan? Ya, sangat
indah. Namun, jangan berharap itu yang akan anda jumpai. Tabahkan
hatimu……wkwkwk. Daerah pesisir memang sangat sulit untuk lepas dari masalah
sanitasi. Sampah-sampah organik sisa rumah tangga kerap dibuang di kolong
ataupun ke sungai. Air sungai menjadi keruh bercampur lumpur yang menghitam. Fenomena
yang kerap dijumpai saat air pasang adalah serangan sampah-sampah plastik yang
datang terbawa arus. Air pasang datang, sampah menyerang. Sepertinya sudah
menjadi bagian yang tak terpisahkan. Hal ini tentu sangat mengkhawatirkan.
Semakin hari sampah plastik yang datang menyerang semakin banyak. Sampah berenang
bersama dengan riuhnya canda ria anak-anak bermain air di sungai. Itulah yang
terjadi saat ini, seakan tak peduli air sungai yang kotor, mereka tetap asyik
terapung bersama sampah plastik. Ini tidak bisa dibiarkan terus terjadi bukan?
Dari manakah sampah
plastik itu berasal?
Tidak lain dan tidak
bukan, sampah itu berasal dari rumah penduduk di area itu. Sampah yang dibuang
ke kolong rumah akan menumpuk. Saat air pasang datang, semua akan terapung dan
terbawa arus menunju daerah yang tertinggi yang terjangkau air. Akibatnya, saat
air surut sebagian sampah akan ikut terbawa ke laut dan sebagiannya lagi
tertinggal dan menumpuk menjadi pemandangan yang sangat tidak elok.
Apakah pemerintah
tinggal diam?
Tidak pemirsa. Berbagai
upaya telah dilakukan oleh pemerintah kota, diantaranya kerja bakti bersama
masyarakat di lingkungan yang rawan (pesisir). Program sampah semesta telah
digaungkan dan hingga kini masih terus berlanjut demi mewujudkan lingkungan
yang bersih dan sehat.
Lalu kenapa hingga saat
ini persoalan ini belum teratasi?
Pertumbuhan penduduk
dari tahun ke tahun menunjukkan grafik menanjak. Dinamika yang terjadi pun
berimplikasi pada dampak yang ditimbulkan. Kesadaran dan kepedulian masyarakat
akan kebersihan lingkungan sepertinya masih sangat rendah. Tapi bukan berarti
tidak ada satupun diantara mereka yang menjadi pahlawan lingkungan. Akan tetapi
perbandingan jumlahnya sangat kontras. Bayangkan nih ya, 1 orang yang memunguti
sampah sementara ada 100 orang yang membuang sampah, tentunya lebih besar pasak
dari pada tiang kan. Kasihan, gempor jadinya sang ‘pahlawan’ itu.
Jadi guys, apa yang
harus kita lakukan?
siJenius tidak tinggal
diam melihat fenomena ini yang kian meresahkan ini. Memang belum banyak yang
telah dilakukan, dan belum memberikan pengaruh besar… tapi, paling tidak
siJenius telah memberikan sumbangsih demi terciptanya lingkungan yang bersih
dan sehat yang entah kapan akan terwujud. Diantaranya adalah dengan tidak
membuang sampah ke kolong rumah ataupun sungai. SiJenius juga sudah membuat
serokan jaring (kalo orang disini menyebutnya ‘tanggo’) untuk menangkap sampah
yang hanyut saat air pasang, mengumpulkannya dalam karung lalu membuangnya di
tempat pembuangan sampah (TPS) terdekat. Dalam benak sering terlintas pikiran
bahwa apakah yang saya lakukan ini ada manfaatnya ataukah hanya perbuatan yang
sia-sia. Pikiran itu kerap berkecamuk, menggoyahkan niat tulus demi lingkungan
ini. Namun, siJenius tetap harus teguh pada niat awal sembari menyemangati diri
sendiri. Dalam ketakberdayaan untuk mengajak membershikan apalagi menegur
mereka yang membuang sampah, hati kecil siJenius hanya berharap jika mereka
melihat maka paling tidak mereka akan terketuk hatinya untuk menyadari
kesalahan yang selama ini telah menjadi kebiasaannya. Baiknya lagi jika mereka
terinfluence/terpengaruh untuk mengikuti apa yang siJenius lakukan. Bayangkan,
jika semua orang menumbuhkan rasa peduli akan lingkungan maka bukan tidak
mungkin kesan dan penampakan kumuh perkampungan di wilayah pesisir dapat
dihilangkan. Seperti itulah yang dapat siJenius lakukan untuk saat ini.
siJenius juga ingin
memberikan tips pemecahan masalah lingkungan ini. siJenius mengajak generasi
milenial, tunjukkan potensi dirimu dalam mendukung penyelamatan lingkungan dari
kerusakan. Jadilah yang pertama, jadilah penggerak, jadilah teladan bagi
orang-orang di sekelilingmu. Mewujudkan cita-cita mulia ini bukanlah tugas satu
pihak saja, tapi harus melibatkan semua unsur dalam masyarakat untuk bahu
membahu. Berikut ini hal yang dapat kita lakukan.
- Mulai dari diri sendiri dan lingkungan keluarga untuk tidak membuang sampah sembarangan dan membersihkan jika menemui sampah di lingkungannya.
- Menyediakan tempat sampah.
- Memperbaiki regulasi dan kontinyuitas pengangkutan sampah dari TPS ke TPA agar tidak terjadi penumpukan yang mengakibatkan bau busuk.
- Melakukan kerja bakti di lingkungan secara periodik
- Memberikan kegiatan penyuluhan kepada masyarakat
- Menggalakkan kampanye kebersihan lingkungan melalui berbagai media
- Memasang jaring di sungai agar sampah yang hanyut terperangkap sehingga mudah mengangkutnya ke tempat pembuangan sampah.
Demikianlah postingan siJenius kali ini, jika bermanfaat jangan lupa dishare kepada sahabat lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar